Polusi udara adalah suatu kondisi dimana udara tercemari oleh bahan kimia, zat/partikel dan bahan biologis lain yang bisa membahayakan ke...
Polusi udara adalah suatu kondisi dimana udara tercemari oleh bahan kimia, zat/partikel dan bahan biologis lain yang bisa membahayakan kesehatan dan makhluk hidup serta organisme lainnya. Polusi udara bisa mengakibatkan rusaknya lapisan atmosfer dan tercemarinya oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.
Udara yang diharapkan bersih, nyaman dan sehat untuk dihirup justru malah terkotori oleh asap-asap yang penuh dengan racun. Apalagi jika ada kebakaran hutan yang sebabnya karena kelalaian atau kesengajaan seseorang membuang puntung rokok sembarangan, seperti yang kita lihat beberapa hari yang lalu di daerah luar jawa yang berbulan-bulan asap dari kebakaran hutan terus menjadi momok bagi masyarakat.
Menurut sebuah penelitian terbaru, terdapat keterkaitan antara polusi kendaraan dengan meningkatnya risiko autisme pada anak. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of southern California yang melibatkan 279 anak dengan kondisi autis dan 245 anak yang tidak mengalami autis.
Setiap ibu dari anak-anak tersebut memberikan data berupa alamat rumah yang mereka huni selama periode kehamilan hingga masa awal pertumbuhan anak. Data tersebut digunakan para peneliti untuk meneliti parameter lainnya sehingga didapatkan data-data seperti volume lalu lintas, arah angin, emisi kendaran, dan perkiraan jumlah materi polutan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan begitu, para meneliti akan mengetahui berapa banyak anak yang terkena polusi.
Para peneliti menunjukkan hasil temuannya, bahwa anak-anak yang sering terpapar polusi berpeluang tiga kali lebih tinggi mengalami autis dibandingkan dengan anak-anak yang hidup di lingkungan yang memiliki udara bersih dan lingkungan yang jauh dari polusi udara kendaraan bermotor. Hasil temuan ini dipublikasikan pada Archives of General Psychiatry Journal. Heather Volk, seorang asisten profesor di Keck School of Medicine (USC), mengatakan bahwa hasil tersebut tidak menyimpulkan polusi menjadi penyebab autisme, namun polusi dapat menjadi faktor peningkatan risiko autisme.
Sophia Xiang Sun, seorang peneliti dari Pusat Autisme Universitas Cambrige, mengatakan hal yang sama bahwa secara logika memang benar jika polusi dan autisme terdapat keterkaitan. Secara biologis, hal tersebut cukup masuk akal jika polusi mempunyai peranan terhadap adanya autisme. Menurutnya, polusi lalu lintas juga berdampak pada penyakit lain.
Namun seorang peneliti perkembangan kognitif dari University College, London, Uta Frith menuturkan bahwa penelitian ini masih terdapat kelemahan karena belum menjelaskan pengaruh polusi terhadap perkembangan otak yang menyebabkan autisme, sehingga dia masih meragukan keterkaitan antara autisme dengan polusi. unik menggelitik
Udara yang diharapkan bersih, nyaman dan sehat untuk dihirup justru malah terkotori oleh asap-asap yang penuh dengan racun. Apalagi jika ada kebakaran hutan yang sebabnya karena kelalaian atau kesengajaan seseorang membuang puntung rokok sembarangan, seperti yang kita lihat beberapa hari yang lalu di daerah luar jawa yang berbulan-bulan asap dari kebakaran hutan terus menjadi momok bagi masyarakat.
Menurut sebuah penelitian terbaru, terdapat keterkaitan antara polusi kendaraan dengan meningkatnya risiko autisme pada anak. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of southern California yang melibatkan 279 anak dengan kondisi autis dan 245 anak yang tidak mengalami autis.
Setiap ibu dari anak-anak tersebut memberikan data berupa alamat rumah yang mereka huni selama periode kehamilan hingga masa awal pertumbuhan anak. Data tersebut digunakan para peneliti untuk meneliti parameter lainnya sehingga didapatkan data-data seperti volume lalu lintas, arah angin, emisi kendaran, dan perkiraan jumlah materi polutan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan begitu, para meneliti akan mengetahui berapa banyak anak yang terkena polusi.
Para peneliti menunjukkan hasil temuannya, bahwa anak-anak yang sering terpapar polusi berpeluang tiga kali lebih tinggi mengalami autis dibandingkan dengan anak-anak yang hidup di lingkungan yang memiliki udara bersih dan lingkungan yang jauh dari polusi udara kendaraan bermotor. Hasil temuan ini dipublikasikan pada Archives of General Psychiatry Journal. Heather Volk, seorang asisten profesor di Keck School of Medicine (USC), mengatakan bahwa hasil tersebut tidak menyimpulkan polusi menjadi penyebab autisme, namun polusi dapat menjadi faktor peningkatan risiko autisme.
Sophia Xiang Sun, seorang peneliti dari Pusat Autisme Universitas Cambrige, mengatakan hal yang sama bahwa secara logika memang benar jika polusi dan autisme terdapat keterkaitan. Secara biologis, hal tersebut cukup masuk akal jika polusi mempunyai peranan terhadap adanya autisme. Menurutnya, polusi lalu lintas juga berdampak pada penyakit lain.
Namun seorang peneliti perkembangan kognitif dari University College, London, Uta Frith menuturkan bahwa penelitian ini masih terdapat kelemahan karena belum menjelaskan pengaruh polusi terhadap perkembangan otak yang menyebabkan autisme, sehingga dia masih meragukan keterkaitan antara autisme dengan polusi. unik menggelitik